SURVEY PERMASALAHAN BK
A. Rincian,
Sebab dan Akibat Suatu Permasalahan BK
Di bawah ini akan dipaparkan contoh-contoh
rincian permasalahan dalam suatu Permasalahan BK, kemudian menyajikan perkiraan
sumber penyebabnya serta perkiraan akibat yang mungkin timbul jika Permasalahan
BK itu tidak ditangani.
kemungkinan penyebab dan akibat suatu Permasalahan BK
Salah satu langkah yang perlu dilakukan oleh
guru bimbingan dan konseling untuk menangani suatu Permasalahan BK seseorang
siswa ialah mengetahui kemungkinan sumber penyebab masalahnya sebagai latar
belakang Permasalahan BK atau aspek diagnosis dari sesuatu Permasalahan BK.
Aspek diagnosis itu adalah tinjauan ke masa yang lampau yang diduga menjadi
sumber penyebab timbulnya masalah pada diri siswa. Setiap permasalahan yang
terdapat pada diri siswa itu tentu ada penyebabnya. Ada dua pertimbangan paling
tidak yang dapat digunakan untuk dapat diduga menjadi seumber penyebab itu,
yaitu pengalaman empiris dan kajian secara teoritis. Tepatnya langkah dalam
membuat keputusan diagnosis ini memungkinkan tepatnya langkah aspek prognosis
dan hal itu akan memungkinkan tepatnya bentuk bantuan yang diberikan untuk
mengatasi masalah.
Membuat perkiraan kemungkinan penyebab atau
aspek prognosis sesuatu Permasalahan BK perlu dilakukan oleh para Guru
Pembimbing. Dengan membuat diagnosa ini, Guru Pembimbing dapat meramalkan
kemungkinan keberhasilan melalui sesuatu bentuk usaha bantuan yang dapat
ditempuh Guru Pembimbing. Atau apa kemungkinan akibat yang lebih buruk akan
terjadi apabila Permasalahan BK dibiarkan saja tanpa intervensi atau bantuan
Guru Pembimbing.
Berikut ini diberikan contoh uraian beberapa
gejala yang terdapat pada Permasalahan BK I, rincian masalahnya, kemungkinan
penyebab masalah atau aspek diagnosis, dan kemungkinan akibat yang muncul dari
masalah itu atau aspek prognosisnya.
Membolos (Permasalahan BK I).
Makna atau rincian membolos ialah :
berhari-hari tidak masuk kelas
tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas
dan ijin
sering keluar pada jam tertentu
tidak masuk kembali setelah meminta ijin
masuk sekolah berganti hari
mengajak teman-teman untuk keluar pada mata
pelajaran yang tidak disenangi.
Minta ijin keluar dengan berpura-pura sakit
atau alasan lainnya.
Mengiririmkan surat ijin tidak masuk dengan
alasan yang dibuat-buat
Meninggalkan sekolah pada jam pelajaran tanpa
ijin dan tidak kembali ke sekolah.
Kemungkinan sebab ;
tidak senang dengan sikap dan pengajaran Guru
merasa kurang mendapatkan perhatian dari guru
merasa tidak nyaman oleh karena sikap guru
proses belajar dan mengajar yang membosankan
merasa gagal dalam belajar
kurang berminat terhadap mata pelajaran
terpengaruh oleh teman yang suka membolos
takut masuk sekolah karena tidak membuat tugas
yang diberikan guru
tidak membayar kewajiban membayar uang sekolah
kemungkinan akibat :
minat terhadap pelajaran akan semakin kurang
gagal dalam ujian
hasil belajar yang diperoleh tidak sesuai
dengan potensi yang dimiliki
tidak naik kelas
penguasaan terhadap materi pelajaran
tertinggal dari teman-teman lainnya.
Dikeluarkan dari sekolah
terlambat masuk sekolah (Permasalahan BK I)
makna atau rincian terlambat masuk sekolah
ialah :
sering tiba di sekolah setelah jam pelajaran
di mulai
memakai waktu istirahat melebihi waktu yang
ditentukan
sengaja melambat-lambatkan diri masuk kelas
meskipun tahu jam pelajaran sudah dimulai.
Kemungkinan sebab :
jarak antara rumah dan sekolah jauh
kesulitan transportasi ke sekolah
terlalu banyak kegiatan dir rumah sebelum
sekolah
terlambat bangun
gangguan kesehatan tidak menyukai suasana
sekolah
tidak menyukai satu atau lebih mata pelajaran
tidak menyiapkan pekerjaan rumah (PR)
kurang mempunyai persiapan untuk kegiatan di
kelas
terlalu asyik dengan kegiataan di luar sekolah
kemungkinan akibat
nilai rendah
tidak naik kelas
hubungan dengan guru terganggu
hubungan dengan kawan sekelas terganggu
kegiatan di luar sekolah tidak terkendali
B.
Langkah-langkah dalam upaya memahami Permasalahan BK
pemahaman terhadap suatu Permasalahan BK perlu
dilakukan secara menyeluruh, mendalam, dan objektif. Menyeluruh artinya
meliputi semua jenis informasi yang diperlukan, baik kemampuan akademik,
keadaan social psikologis termasuk bakat, minat, sikap, keadaan fisik,
lingkungan keluarga. Infomasi itu dipelajari melalui berbagai cara termasuk
wawancara konseling, kunjungan rumah, observasi, catatan kumulatif.
Penjelajahan jenis informasi melalui cara itu bukan saja menambah pemahaman
yang lebih luas, melainkan juga pemahaman semakin mendalam, dan tentunya
informasi atau data yang terkumpul itu haruslah akurat dan objektif. Untuk
maksud tersebut di atas, upaya yang perlu dilakukan oleh guru pembimbing ialah
;
1. Mengenali gejala
Pertama-tama tentu kita mengamati adanya suatu
gejala, gejala itu mungkin ditemukan atau diperoleh dengan beberapa cara ;
Guru Pembimbing menemukan sendiri gejala itu
pada siswa yang mempunyai masalah,
Guru mata pelajaran memberikan informasi
adanya siswa yang bermasalah kepada guru pembimbing.
Wali kelas meminta bantuan guru pembimbing
untuk menangani seseorang siswa yang bermasalah berdasar informasi yang
diterimanya dari pihak lain, seperti siswa, para guru ataupun pihak tata usaha.
2. Membuat deskripsi Permasalahan BK
Setelah gejala itu dipahami oleh guru
pembimbing, kemudian dibuatkan suatu deskripsi Permasalahan BKnya secara
objektif, sederhana, tetapi cukup jelas.
3.
Setelah deskripsinya dibuat, dipelajari
lebih lanjut aspek ataupun bidang-bidang masalah yang mungkin dapat ditemukan
dalam deskripsi itu. Kemudian ditentukan jenis masalahnya, apakah menyangkut
masalah pribadi, social, belajar ataupun karier.
4. Jenis masalah yang sudah dikelompokan itu
dijabarkan dengan cara mengembangkan ide-ide atau konsep-konsep menjadi lebih
rinci, agar lebih mudah memahami permasalahannya secara cermat.
5.
Adanya jabaran masalah yang lebih terinci itu dapat membantu guru pembimbing
untuk membuat perkiraan kemungkinan sumber penyebab masalah itu muncul.
6. Perkiraan kemungkinan seumber penyebab itu
membantu kita menjelajahi jenis informasi yang dikumpulkan, sumber informasi
yang perlu dikumpulkan, dan teknik atau alat yang digunakan dalam pengumpulan
informasi atau data.
7. Membuat perkiraan kemungkinan akibat yang
timbulo dan jenis bantuan yang dapat diberikan merupakan langkah penting, agar
kita dapat menjajaki kemungkinan memberikan bantuan. Apakah bantuan langsung
ditangani oleh guru pembimbing atau perlu konferensi Permasalahan BK ataupun
alih tangan Permasalahan BK.
8. Langkah pengumpulan data itu terutama melihat
jenis infomasi atau data yang diperlukan seperti kemampuan akademik, sikap atau
kepribadian, bakat, minat dsb. Dengan cara atau teknik apa jenis informasi atau
data tersebut diperoleh, apakah melalui teknik tes atau teknik nontes.
#�$sa�&��
Sedangkan Abu Ahmadi menawarkan langkah-langkah untuk
mengatais kesulitan belajar sebagai berikut:
- Pengumpulan data yang terdiri dari observasi, kunjungan rumah, case
study, case history, daftar pribadi, meneliti pekerjaan anak, tugas
kelompok, melaksanakan tes.
- Pengolahan data yang terdiri dari identifikasi kasus, membandingkan
antara kasus, memandingkan dengan hasil tes dan menarik kesimpulan.
- Diagnosis yang meliputi keputusan tentang jenis kesulitan belajar
anak, faktor-faktor penyebab kesulitan belajar anak, dan faktor penyebab
utama kesulitan belajar anak dengan meminta bantuan dokter, psikiater,
pekerja sosial guru kelas dan orang tua.
- Prognosis sebagai follow up dari diagnosis untuk menentukan
treatment yang harus diberikan, bahan materi yang diperlukan, metode yang
digunakan, alat bantu belajar yang diperlukan, waktu dan tempat
pelaksanaan.
- Treatment (perlakuan) dilakukan melalui bimbingan belajar kelompok,
bimbingan belajar individual, pengajaran remedial pelajaran tertentu,
bimbingan pribadi atas kesulitan belajar secara psikologis, dan bimbingan
orang tua.[10]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diagnosis adalah penentuan jenis penyakit dengan
meneliti (memeriksa) gejala-gejala atau proses pemeriksaan terhadap hal yang
dipandang tidak beres. Sedangkan kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana
seseorang tidak dapat melakukan proses belajar sebagaimana mestinya. Jadi
diagnosis kesulitan belajar adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh guru atau
penyuluh terhadap murid yang diduga mengalami kesulitan belajar untuk
menentukan jenis dan kekhususan kesulitan belajar yang dihadapi.
Faktor-faktor timbulnya kesulitan belajar yaitu dari
faktor intern meliputi gangguan fisik dan psikologis. Dan faktor ekstern
meliputi faktor keluarga, sekolah dan lingkungan sosial.
Anak didi yang mengalami kesulitan belajar dapat
diidentifikasikan dengan ciri-ciri anak didik menunjukkan prestasi yang rendah
dibawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas, lambat menyelesaikan
tugas-tugas di kelas, hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang
dilakukan, dan menunjukkan sikap acuh tak acuh, dusta, kurang konsentrasi dan
tidak semangat.
Untuk mengatasi kesulitan belajar diperlukan beberapa
langkah diantaranya:
- Melakukan
observasi kelas
- Memeriksa
penglihatan dan pandangan siswa
- Memberikan
tes diagnostik bidang kecakapan tertentu
- Memberikan
tes kemampuan intelengensi (IQ)
B. Saran
Kami sebagai penulis apabila dalam penulisan dan
penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan kelebihan maka kritik dan saran
dari pembaca dan pembimbing kami harapkan sehingga tanpa dukungan dan saran
pembimbing sangat jauh bagi kami untuk mencapai kesempurnaan.
Akhirnya, hanya kepada Allah penulis selalu mengharap
ridha-Nya, semoga dari penulisan yang terbatas ini, bisa mendatangkan manfaat
yang tiada batas. Amien...
DAFTAR PUSTAKA
- Abdurrahman,
Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta,
2003
- Ahmadi,
Abu. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta, 2003
- Djamarah,
Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta, 2002
- Said,
Bustami . Buku Ajar Prinsip – Prinsip Pengelolaan Pembelajaran. Pamekasan
: Stain Pamekasan Press, 2006
- Syah,
Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007
[1] Bustami Said, Buku Ajar Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pembelajaran,
(Pamekasan : Stain Pamekasan Press, 2006), hlm., 55
[2] Muchlis Shalihin, Buku Ajar Psikologi Belajar PAI, (Pamekasan :
Stain Pamekasan Press, 2006), hlm., 58
[9] Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, (Jakarta
: Rineka Cipta, 2003), hlm., 118
[10] Ahmadi, Psikologi Belajar, hlm., 97 -
100
0 komentar:
Posting Komentar